Arbitrage Pricing Theory (APT)

BAB I
PENDAHULUAN

Capital Asset Pricing Model (CAPM) bukanlah satu-satunya teori yang mencoba menjelaskan suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaimana menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi. Salah satu alternative teori model keseimbangan selain CAPM adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). Arbitrage Pricing Theory (APT) pertama kali diperkenalkan oleh Ross pada tahun 1976 dimana beliau menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai factor. Kalau pada CAPM analisis dimulai dari bagaimana pemodal membentuk portofolio yang efisien (karena market portofolio yang mempunyai kedudukan sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien), maka APT mendasarkan diri konsep satu harga ( the law of one price).
APT menggambarkan hubungan antara resiko dan return, tetapi dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda. Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut terjual dengan harga yang berbeda, maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga murah dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba tanpa resiko.
Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan APT terhadap hubungan antar tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industri. Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas-sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Sebaliknya, meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan, model tersebut tidak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi korelasi tersebut. Baik CAPM maupun APT berpendapat bahwa ada hubungan yang posistif antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan resiko.
BAB II
PERMASALAHAN

Melihat dari pembahasan pendahuluan di atas, bahwa salah satu alternative teori model keseimbangan selain CAPM adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). Yang akan dibahas secara lanjut dan ingin mengkaji lebih dalam lagi tentang pengertian Arbitrage Pricing Theory (APT). Seperti apa Penentuan Harga Asset dengan (APT), dan perbandingan CAPM dengan APT.

BAB III
PEMBAHASAN

A.                Pengertian  Arbitrage Pricing Theory (APT)
Konsep yang digunakan dalam Arbitrage Pricing Theory adalah hukum satu harga (the law of the one price). Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dengan harga yang berbeda, maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga murah pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba tanpa risiko.
Ross (1975) merumuskan suatu teori yang disebut Arbitrage Pricing Theory (APT), teori ini didasarkan pada pemikiran yang menyatakan bahwa 2 kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik identik tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda, lebih lanjut teori ini mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan dalam industri. Korelasi diantara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas-sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama.
Copeland (1997) menyatakan bahwa paling sedikit ada 3 atau 4 faktor yang mempengaruhi perkembangan harga dari surat-surat berharga. Hal ini menunjukkan bahwa teori APT mendorong adanya pengembangan penelitian berdasarkan variabel atau faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perubahan sebuah sekuritas. Faktor-faktor itu dapat dilihat dari kinerja fundamental perusahaan, kinerja saham di pasar, ataupun keadaan pasar dan perekonomian.
APT didasari oleh pandangan bahwa return harapan untuk suatu sekuritas akan dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Faktor-faktor risiko tersebut akan menunjukkan kondisi ekonomi secara umum, dan bukan merupakan karakteristik khusus perusahaan. Faktor-faktor risiko tersebut harus mempunyai karakteristik seperti berikut :
1.      Masing-masing factor risiko harus mempunyai pengaruh luas terhadap return saham-saham di pasar. Kejadian-kejadian khusus yang berkaitan dengan kondisi perusahaan, bukan merupakan factor risiko APT.
2.      Faktor-faktor risiko tersebut harus mempengaruhi return harapan. Untuk itu perlu dilakukan pengujian secara empiris, dengan cara menganalisis return saham statistik, untuk melihat bagaimana faktor-faktor risiko tersebut berpengaruh secara luas terhadap return saham.
3.      Pada awal periode, factor risiko tersebut tidak dapat diprediksikan oleh karena faktor-faktor risiko tersebut mengandung informasi yang tidak diharapkan atau bersifat mengejutkan pasar (ada perbedaan antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang sebenarnya).
Dengan demikian, hal penting yang perlu diamati adalah besarnya penyimpangan (deviasi) nilai actual factor risiko tersebut dari yang diharapkan. Sebagai contoh, jika suku bunga diperkirakan naik 10% per tahun, dan ternyata kenaikan tingkat suku bunga yang terjadi adalah 15% maka penyimpangan sebesar 5% inilah yang akan mempengaruhi return actual selama periode tersebut.
APT pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda (hukum satu harga). Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dijual dengan harga yang berbeda maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage, yaitu dengan membeli aktiva yang berharga murah dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi pada saat yang sama sehingga dapat diperoleh laba tanpa risiko. Atau dengan kata lain arbitrage adalah memperoleh laba tanpa risiko dengan memanfaatkan peluang perbedaan harga asset atau sekuritas yang sama. Aktivitas arbitrage menjadi elemen penting pasar sekuritas yang modern dan efisien. Karena laba arbitrage secara definisi tidak berisiko, semua investor mempunyai insentif untuk memanfaatkan peluang tersebut jika mereka mengetahuinya.

B.                 Penentuan Harga Asset  dengan (APT)
Telah dijelaskan di atas bahwa APT mendasarkan diri atas hukum satu harga. Sebelum kita membandingkan CAPM dengan APT, marilah kita amati apa yang terjadi kalau misalnya hukum satu harga tidak berlaku. Untuk memudahkan pemahaman, maka kita mulai terlebih dulu dengan APT untuk satu faktor, kemudian diikuti dengan faktor yang lebih dari satu.
1.      Arbitrage Pricing untuk satu factor
Persamaan arbitrage pricing untuk satu faktor (artinya harga suatuaktiva hanya ditentukan oleh satu faktor) bisa dinyatakan sebagai berikut.
Dalam hal ini  adalah tingkat keuntungan yang diharapkan untuk sekuritas i, adalah tingkat keuntungan untuk portofolio dengan beta nol, , adalah kepekaan aktiva i terhadap faktor yang dipertimbangkan dan  adalah premi risiko atas faktor tersebut.
Model dengan factor tunggal seperti pada persamaan tersebut ekuivalen dengan CAPM,  sama dengan tingkat keuntungan bebas risiko . Meskipun demikian asumsi-asumsi dari kedua model tersebut berbeda. Kedua model tersebut berasumsi bahwa para pemodal,
a.       Menyukai lebih banyak kemakmuran,
b.      Risk Averse,
c.       Mempunyai pengharapan yang homogen dan
d.      Pasar Modal Sempurna
Meskipun demikian, APT, tidak seperti CAPM, tidaklah mengasumsikan
a.       Cakrawala waktu satu periode,
b.      Tingkat keuntungan berdistribusi normal,
c.       Mempunyai fungsi utilitas tertentu,
d.      Terdapat atau bias diidentifikasikan, portofolio pasar, dan
e.       Pemodal bias menyimpan dan meminjam pada tingkat bunga bebas risiko.
Asumsi yang unik untuk APT adalah bahwa pemodal bisa melakukan short selling secara tidak terbatas.
Contoh: Misalkan APT dengan faktor tunggal terdapat dua portofolio yang equilibrium dengan karakteristik sebagai berikut:
Portofolio Equilibrium
X
13%
1,5
Y
10%
0,8
Berdasarkan data tersebut diatas buatlah persamaan APT equilibrium?
Penyelesaian:
Persamaan;      Portofolio X 0,13 =  + 1,5
                        Portofolio Y 0,10 = + 0,8
Selisih persamaan portofolio X dan Y; 0,03= 0,7
                                                            = 0,0429 = 4,29%
Nilai      0,13     =+ 1,5
                        0,13     =  + 1,5 (0,0429)
                        0,13     =+ 0,06435
                                = 0,13 – 0,06435
                                = 0,06565 = 6,56%
Maka persamaan APT equilibriumnya:  = 6,56% + (4,29%)
2.      Arbitrage Pricing untuk dua factor
APT bisa merumuskan tingkat keuntungan suatu saham yang dipengaruhi oleh lebih dari satu faktor. Pada bagian ini akan disajikan bagaimana proses Arbitrase akan terjadi seandainya hukum saru harga tidak berlaku, dan pembentukan harga dipengaruhi oleh dua faktor. Untuk itu akan disajikan contoh numerikal untuk memperjelas ide APT,
Misalkan model dengan dua indeks berikut ini menjelaskan bagaimana tingkat keuntungan suatu saham ditentukan.
Dalam hal ini  (j = 1 sampai 2) adalah nilai indeks j yang mempengaruhi tingkat keuntungan saham i.  adalah tingkatan keuntungan yang diharapkan untuk saham i apabila semua indeks mempunyai nilai nol.   menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan saham i terhadap indeks j, dan  adalah random error term.
Apabila seorang pemodal membentuk portofolio yang diversifikasikan dengan baik, rasio residual akan mendekati nol dan hanya risiko sistematislah yang relevan. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko sistematis dalam persamaan di atas adalah . Karena pemodal tersebut berkepentingan dengan tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko, ia hanya akan berkepentingan dengan .
Contoh: Misalkan kita mempunyai tiga portofolio dengan karakteristik sebagai berikut:
Portofolio
X
15%
1,0
0,6
Y
14%
0,5
1,0
Z
10%
0,3
0,2
Berdasarkan data tersebut diatas buatlah persamaan APT equilibrium?
Penyelesaian:
Persamaan;      Portofolio X      
                        Portofolio Y      
                        Portofolio Z
Dari ketiga persamaan portofolio tersebut diatas disubstitusikan untuk mencari nilai: nilai  ; nilai  dan nilai .
Portofolio X    0,15 =  
Portofolio Y    0,14 =  _
                        0,01 =  
                        0,01 =   
Portofolio Y    0,14 =  
Portofolio Z    0,10 =  _
                        0,04 =  
                        0,04 =   
0,01 =  x 2    0,02     =
0,04 =   x 5   0,20     = 1 
                                                -0,18    =0 
                                                    = 0,18
                                                         = 0,0375 = 37,5%
Jika nilai diketahui maka nilai   dapat dicari dengan menggunakan salah satu persamaan diatas (persamaan 0,01 = 0,5   - 0,4   atau persamaan 0,04 = 0,2   + 0,8), misal kita pakai persamaan:
0,04 = 0,2   + 0,8          0,04     = 0,2   + 0,8(0,0375)
                                                0,04     = 0,2   + 0,03 0,04 –
                                                0,03     = 0,2   
                                                0,01     = 0,2    
                                                         = 0,05 = 5%

C.                Perbandingan CAPM dengan APT
Seperti CAPM, APT menekankan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan tergantung pada pengaruh factor-faktor makro ekonomi dan tidak oleh risiko unik. Kita bisa menganggap faktor-faktor yang ada dalam arbitrage pricing sebagai portofolio-portofolio khusus yang cenderung dipengaruhi oleh pengaruh bersama. Apabila expected risk premium masing-masing portofolio tersebut proporsional dengan market beta portofolio, maka APT dan CAPM akan memberikan hasil yang sama. Kalau tidak, maka hasilnya pun berbeda pula.
Apabila kedua teori ini dibandingkan, daya tarik APT adalah bahwa kita tidak perlu mengidentifikasikan market portofolio ( yang diperlukan untuk menghitung beta dalam CAPM). Karena itu kita tidak perlu khawatir dengan perhitungan market portofolio, dan secara teoritis kita bisa menguji APT meskipun kita hanya memiliki sejumlah saham yang berisiko. Disamping itu APT memungkinkan pembunuhan lebih dari satu faktor untuk menjelaskan tingkat keuntungan yang diharapkan.
APT tidak menjelaskan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pricing. Berbeda dengan CAPM yang menyatukan semua faktor makro kedalam satu factor, yaitu return market portofolio. Maka APT sangat bermanfaat bila kita bisa melakukan :
  1. Mengidentifikasikan tidak terlalu banyak faktor-faktor makro ekonomi
  2. Mengukur expected return dari masing-masing faktor tersebut
  3. Mengukur kepekaan masing-masing saham terhadap faktor-faktor tersebut

APT bisa menggunakan faktor-faktor yang lebih dari satu. APT tidak menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keuntungan. Sehingga faktor-faktor tersebut harus dicari dari beberapa penelitian empirik. Roll dan Ross melaporkan beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat keuntungan yaitu :
  1. Perubahan inflasi yang tidak diantisipasi.
  2. Perubahan Produksi Industri yang tidak diantisipasi.
  3. Perubahan dalam premi risiko (perbedaan antara obligasi dengan grade yang tinggi dengan yang rendah) yang tidak diantisipasi.
  4. Perubahan slope dari kurva hasil (yield curve) yang tidak diantisipasi (kurva hasil menunjukkan hubungan antara return dengan maturity).
BAB IV
PENUTUP
A.                Kesimpulan   
Arbitrage Pricing Theory (APT) mendasarkan diri atas prinsip satu harga, yang menyatakan bahwa sekuritas yang mempunyai karakteristik yang sama, tidak akan bias diharpkan dengan harga yang berbeda.
Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah model penetapan harga aset berdasarkan gagasan bahwa pengembalian aset dapat diprediksi menggunakan hubungan antara aset tersebut dan banyak faktor risiko yang umum. Dibuat pada tahun 1976 oleh Stephen Ross, teori ini memprediksi hubungan antara pengembalian portofolio dan pengembalian aset tunggal melalui kombinasi linier dari banyak variabel makroekonomi independen.
Arbitrage Pricing Theory (APT) menggambarkan harga di mana asset yang tidak baik diharapkan terjadi. Hal ini sering dipandang sebagai alternatif dari model penetapan harga aset modal (CAPM), karena APT memiliki persyaratan asumsi yang lebih fleksibel. Sedangkan formula CAPM memerlukan return yang diharapkan pasar, APT menggunakan return aset yang diharapkan dan premi risiko sejumlah faktor makroekonomi. Arbitrase menggunakan model APT untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan sekuritas yang tidak mahal, yang memiliki harga yang berbeda dari harga teoritis yang diprediksi oleh model. Dengan mempersingkat keamanan yang terlalu mahal, sementara secara bersamaan akan lama berada dalam portofolio, perhitungan APT didasarkan pada, arbitrase berada dalam posisi untuk menghasilkan keuntungan tanpa risiko secara teoritis.

Daftar Pustaka
Husnan, Suad. 2015.” Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, Edisi Kelima. UPP AMP Tkpn. Yogyakarta.
Herlianto, Didit. 2013. “Manajemen Investasi Plus Jurus Mendeteksi Investasi Bodong”. Gosyen Publishing. Yogyakarta.
AAB Putri, RD SAMPURNO - 2012 – Analisis Pengaruh Roa, Eps, Npm, Der Dan Pbv Terhadap Return Saham”- eprints.undip.ac.id




Komentar

Postingan populer dari blog ini

bursa efek